Suamiku, Aku Ingin Bekerja

Suamiku, Aku Ingin Bekerja - Suatu sore, setelah sang istri menghidangkan secangkir kopi untuk suaminya, si istripun duduk disamping suaminya dan mengutarakan niatnya yang ingin bekerja seperti sahabatnya yang lain,  sang istri mendekati suaminya dengan lirih ia berkata,  sayang, aku ingin bekerja!” 
Suamiku, Aku Ingin Bekerja
sepintas suaminya menjawab, “Jangan sayang, Kamu di rumah saja sudah cukup, Istri itu khn  tugasnya hanya di rumah :)”dengan nada yang lembut si istri agak membantah “tapi, hampir semua sahabat aku bekerja sayang!!”dengan tenang suaminya berkata, “Hehe, rata rata sahabat kamu yang bekerja itu khn guru, sayaang. Dia dibutuhkan banyak orang. Yang membutuhkan kamu tidak banyak. Hanya Abang dan calon anak kita. Di rumah saja, ya.” (sambil meminum secangkir kopi yang dihidangkan istrinya). istrinya merasa belum puas dan kembali berkata, “Itu ada juga tetangga baru kita, aku lihat dia bekerja. Bukan guru. Tidak dibutuhkan banyak orang tapi dia bekerja, (dengan nada manja sang istri agak merayu suaminya). namun dengan nada agak tinggi sang suami berkata “Nanti, tunggu Abang meninggal dunia. si istri kesal dan berkata “Apa-apaan sih sayang? (Agak kesal), suminya kembali berkata "Dia itu khn janda sayaaaang. Suaminya meninggal satu setengah bulan yang lalu. Makanya dia bekerja.” si istri belum juga puas dengan jawaban suaminya, iapun berkata lagi “Tapi kebutuhan kita makin banyak sayang. suaminya berkata “Kan Abang masih bisa kerja , Abang masih sehat, abang  masih kuat. Akan Abang usahakan, Insyaallah, abang bisa penuhi kebutuhan kita sayang". istrinya berkata lagi, “Iya, aku tahu. Tapi penghasilan Abang untuk saat ini tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan kita. si suami dengan lembut berkata lagi, “Bukannya tidak cukup istriku, tapi belum berlebihan. si istri menjawab, Mengapa Abang bilang begitu? suaminya menjawab, Karena Allaah pasti mencukupi. Lagi pula, kalau kamu bekerja ntr siapa yang jaga  anak kita?” bentar lagi anak kita khn sudah lahir sayang. istrinya dengan tenang berkata, “Kan ada Ibu,  Pasti beliau tidak akan keberatan. Malah dengan sangat senang hati mau menjaga anak kita sayang .”sambil menatap istrinya , dengan lembut sang suami berkata, “Istri Abang yang Abang cintai, Dari dulu sampai abang lahir, sebelum Abang bisa mengerjakan pekerjaan Abang sendiri, segalanya menggunakan tenaga Ibu. Abang belum ada pemberian yang sebanding dengan itu semua. Sedikit pun belum terbalas jasanya. Dan Abang yakin itu tak akan bisa. Setelah itu semua, apakah sekarang Abang akan meminta Ibu untuk mengurus anak kita juga?”dengan nada kesal si istri berkata “Bukan Ibumu sayang, tapi Ibuku,?” dengan tegas si suami berkata, Looh “Apa bedanya? Mereka berdua khn sama sama Ibu kita. Mereka memang tidak akan keberatan. Tapi kita, kita ini akan jadi anak yang tidak punya hati. Seolah-olah, kita ini tidak punya perasaan sayang. si istri berkata lagi“Jadi, kita harus bagaimana sayang?”si suami berkata, “Istriku, takut tidak tercukupi akan rezeki adalah penghinaan kepada Allaah. Jangan khawatir! Mintalah pada-NYA . Atau begini saja, Abang ada ide! Tapi Abang mau tanya dulu.“Apa, sayang?” jawab istrinya. “Apa alasan paling mendasar, yang membuat istri abang ingin bekerja?”kata suaminya, si istri menjawab, “Ya untuk memperbaiki perekonomian kita sayang, Aku ingin membantuuk memenuhi kebutuhan kita. suaminya berkata, “Kalau memang begitu, kita buka usaha kecil saja di rumah. Misalnya buka kios pulsa, Accesoris,  misalnya? Atau, bisnis online saja seperti yang abang lakukan di waktu luang abang,Bagaimana? anak kita terurus, rumah kita terurus, Abang terlayani, uang masuk jalan terus, Insyaallah. Keren, kan?”dengan nada manja si istri berkata, “Suamiku sayang, aku tidak pandai berbisnis, tidak hobi online, ribet sayang, Aku ini khn sarjana sosial sayang, jadi kerjanya ya di kantor lah sayang, Bakatku di sana. Aku harus keluar kalau ingin menambah penghasilan lho sayang. dengan tenang suaminya berkata “Tidak harus keluar istriku, Tenang, masih ada solusi!” “Apa lagi?? jawab istrinya agak kecewa. “Bukankah ada yang lima waktu? Bukankah ada Tahajjud? Bukankah ada Dhuha? Bukankah ada shodaqoh? Bukankah ada puasa? Bukankah ada amalan-amalan lainnya? Allaah itu Maha Kaya. Minta saja pada-NYA sayang.” jawab suaminya. “Iya, Bang, aku tahu. Tapi itu semua harus ada ikhtiar nyata.” jawab istrinya. “Kita ini partner, sayang. Abanglah pelaksana ikhtiarnya. Tugas kamu cukup itu. InsyaaAllaah jika menurut Allaah baik, menurut-NYA kita pantas, kehidupan kita pasti akan berubah.”istrinya belum merasa puas dengan jawaban suaminya dan berkata “Tapi, Bang?!”suaminya berkata lagi “Abang tanya lagi…, kamu ingin kita hidup kaya, apa barokah?”“Aku ingin kita hidup kaya dan barokah.” jawab istrinya. “Kalau begitu lakukan amalan-amalan tadi. In syaaAllaah kaya dan barokah.” jawab suaminya tegas. “Kalau tidak kaya?” kata istrinya lagi, “Kan masih barokah? Dan…, tahu apa yang terjadi padamu jika tetap istiqomah dengan itu?” tangkas suaminya.  “Apa, Bang? tanya istrinya lagi,  “Pilihlah pintu Surga yang mana saja yang kamu suka. Dan kamu, menjadi sebenar-benarnya perhiasan dunia.  jawab suaminya. coba simak hadits yang abang bacakan ini sayang, (istrinya diam manyun tapi mendengarkan perkataan suaminya). Rasuulullah Shallallaahu 'alaiii wa sallam bersabda,

“إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ”.

“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam Surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘auf dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani).


Sebagaimana sabda Rasuulullaahi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam,

الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ،

“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim dari Abdullah Ibnu Umar)

Beliau juga bersabda:

أَلَا أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)

Tidak diragukan lagi bahwa istri adalah pemimpin rumah, karena ia yang bertugas menjaga rumah suaminya dan ia juga yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas tersebut. Apabila istri seorang wanita shalihah tentu ia akan membangun rumah tangga yang kokoh dan melaksanakan dengan perkara-perkara yang dapat membawa kebahagiaan bagi seisi rumah (dirinya, suami & anak-anaknya). jawab suaminya, si istripun memeluk suaminya, dan ia meminta maaf kepada suaminya, dan berkata, sayang", seharusnya memang aku harus dirumah, terimakasih telah menasihatiku ya sayang, suaminya lalu mengecup kening istrinya dan berkata " iya sayang, sudah seharusnya abang tegas dalam hal ini, abang sudah bahagia kamu dirumah mengurus abang dan calon anak kita yang tidak lama lagi akan segera lahir istriku. istrinya pun mengangguk tanda mengerti. 

ya begitulah seharusnya seorang istri, tidak harus bekerja, dirumah insyaallah lebih baik, suami terurus, rumah terurus, anak terurus, insyaallah dengan demikian keluarga kita akan bahagia, semoga bermanfaat -_-

                                                                       - Salam Super -

Iklan

Close x